Soflen Berkadar Air Tinggi Lebih Bagus Mutunya, Anggapan Keliru

04/04/2012 09:26

Sebagai pengguna softlens, saya kerap kali dilanda kebingungan saat hendak membeli softlens. Ya, aksesoris wanita satu ini memang memegang peran penting dalam kehidupan saya sehari-hari. Bukan sebagai penunjang dalam hal gaya, tetepi ini saya anggap sebagai kebutuhan yang memang harus saya miliki. Tetapi, setiap kali "masa aktif" softlens 6 bulanan saya habis, dan saya harus membelinya kembali, saya kerap kali dilanda kebingungan dalam memilih softlens, apakah yang terbaik saya harus membeli softlens dengan kadar air tinggi, atau rendah. Meski belum pernah ada yang menyatakannya secara langsung bahwa kualitas softlens dilihat dari kandungan air (water content)nya,  sebagian pengguna softlens yang hendak membeli soflens terkesan punya anggapan seperti itu. Kebanyakan dari kita selalu membandingkan dan menghindari soflen yang berkadar air kurang dari 50%.

Setelah browsing sana sini akhirnya saya menemukan artikel ini. Softlens dibuat dari bahan polymer yang hydrofilic atau dapat mengandung air, bukan bahan aslinya yang mengandung air. Itu berarti bahwa softlens tersebut memiliki pori-pori yang akan menyerap cairan dari tempat di mana dia diletakkan. Yak.. bisa dibilang sifatnya seperti spon/busa. Dengan demikian, soflens yang diinformasikan memiliki kadar air lebih tinggi, tentunya memiliki pori-pori yang akan menyerap cairan lebih banyak dari pada softlens berkadar air lebih rendah. Jadi, jika softlens tersebut diletakkan di mata pemakai, softlens berkadar air lebih tinggi akan menyerap air mata lebih banyak dari pada soflen berkadar air rendah.

Efek dalam pemakaian.
Patut diketahui bahwa lensa kontak (temasuk softlens) yang dipakai sebenarnya tidak benar-benar menempel pada kornea, tapi mengambang pada air mata yang melapisi kornea. Lapisan air mata ini terbentuk/terbarui setiap kali mata berkedip. Softlens disebut terpasang secara ideal jika masih dapat bergeser sejauh ±1 mm setiap kali mata berkedip. Ini untuk memberi kesempatan perbaruan lapisan air mata.
Untuk mempermudah pemahaman penjelasan berikutnya, terlebih dahulu saya ajak anda sedikit bermain-main. Sediakan sebidang kaca apa saja. Boleh gunakan cermin anda. Sediakan juga 1 potongan kecil (1 cm2 cukup) kertas buram dan 1 potongan kecil kertas glossy (atau jenis kertas lain yang lebih tinggi densitasnya). Untuk mendapatkan efek yang lebih tinggi perbedaanya, potongan kertas glossy bisa diganti dengan potongan plastik. Basahi kaca dengan air, taruh ke dua potongan kertas tadi ke atas kaca yang basah tersebut. Sekarang, coba geserkan masing-masing potongan kertas tersebut bergantian. Mana yang lebih mudah digeser?
Ternyata, potongan kertas glossy (atau plastik) yang kemampuannya menyerap cairan lebih sedikit dari pada kertas buram, lebih mudah bergeser dari pada potongan kertas buram. Yang demikian itu berlaku juga pada soflen. Jika dipakai pada mata yang sama, softlens yang berkadar air lebih rendah akan lebih mudah bergerak/bergeser dari pada yang berkadar air lebih tinggi. Artinya, softlens berkadar air lebih rendah kondisinya akan lebih longgar dari pada yang berkadar air lebih tinggi.
Kemampuan mata seseorang dalam menghasilkan air mata, bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Ada yang cenderung berlebih, ada yang normal, ada pula yang cenderung kurang. Jika softlens berkadar air rendah dipakai pada mata yang cenderung berlebih air matanya, akan dapat terjadi kondisi softlens yang terlalu longgar sehingga gerakannya berlebihan dan mudah terlepas. Jika softlens yang berkadar air tinggi dipakai pada mata yang cenderung kurang air matanya, akan dapat terjadi kondisi softlens yang terlalu ketat. Ini dapat menyebabkan kornea kekurangan oksigen (hypoxia) dan menyebabkan munculnya pembuluh darah pada kornea (hal yang tidak boleh terjadi).

Pemilihan yang benar.
Cara memilih yang paling efektif adalah dengan mencoba kedua jenis softlens tersebut secara langsung. Ahli Refraksi Optisi yang berkemampuan baik akan dapat menilai pola gerakan softlens yang terpasang.
Opini:
Maraknya penjualan sofltens berharga (sangat) murah, cenderung membuat layanan tersebut sangat jarang didapat oleh calon pembeli. Maklum lah, untuk dapat menjual dengan harga sangat murah, tentunya harus mengurangi beberapa unsur biaya yang membebani penjualan. 

 

 

 

#Dari berbagai sumber